Apakah Resign Adalah Solusi?

M Gilang Januar
2 min readFeb 24, 2019
Image source: https://blog.shrm.org/blog/resign-or-be-fired-usually-it-s-best-to-resign

Saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan saya sebelumnya sebagai Backend Engineer di salah satu perusahaan besar di Indonesia. Meskipun perusahaan tersebut telah memiliki beragam bisnis yang tersebar di dalam negeri namun kini saya lebih memilih untuk bekerja di perusahaan rintisan. Apakah keputusan tersebut tepat?

TL;DR Tentu tidak.

Pada semester terakhir kuliah saya di jurusan Ilmu Komputer Universitas Indonesia, saya mulai bekerja part-time di Bahasa.ai — perusahaan rintisan yang bergerak di bidang NLP khusus Bahasa Indonesia. Pengalaman yang saya alami mulai dari bekerja di kontrakan daerah Depok hingga sekarang menyewa coworking space di daerah Rasuna Said.

Setelah lulus saya diberikan kesempatan untuk bekerja sebagai Backend Engineer di Oval.id — bagian dari Kompas Gramedia yang bergerak pada bidang customer facing dan membantu perusahaan dalam hal digital transformation. Mendapatkan benefit yang cukup sebagaimana karyawan di sebuah korporasi, jaminan tenaga kerja, kesehatan, hari tua, dan lain-lain.

Saya adalah seorang yang haus akan pengalaman dan tantangan. Setelah 4 bulan berlalu, saya mengalami kejenuhan karena pekerjaan yang saya lakukan terkesan monoton dan kurang challenging.

Di akhir tahun 2018, saya diundang untuk datang ke kantor Bahasa.ai. Tentu hal yang dibicarakan adalah peluang dan kesempatan untuk dapat kembali ke perusahaan tersebut. Banyak hal menarik yang dibicarakan dan kesempatan bagi saya untuk dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun, saya tidak langsung mengatakan “yes” dengan tawaran tersebut.

Kebimbangan itu saya ceritakan kepada seseorang yang selalu dapat membuat saya tenang dan nyaman. Dia mengingatkan saya tentang kelebihan dan kekurangan yang mungkin akan saya dapatkan jika saya resign. Mulai dari benefit hingga lingkungan kerja yang berubah total. Setelah mampu berpikir jernih dan mempertimbangkan segalanya, akhirnya saya menerima tawaran dari Bahasa.ai dan mulai menceritakan rencana resign ini ke Engineer Manager di tempat saya bekerja. Setelah itu, saya perlu menyiapkan handover pekerjaan saya ke orang lain selama kurang lebih 2 sprint atau 4 minggu.

Awesome team from Oval.id

Di akhir bulan Januari 2019 saya resmi mengundurkan diri dari pekerjaan saya yang lama. Terima kasih atas segalanya dan maaf bila ada hal yang kurang berkenan (seperti bug di quota management, misalnya). See you when I see you, guys!

Intinya, resign hanya dapat dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan perencanaan yang baik. Resign bukanlah jawaban dari kejenuhan yang dialami, cobalah sedikit bersabar dan temukan momennya. Dan bagi saya ini adalah momen yang tepat.

--

--